Literasi Keuangan Pemula: Dasar-Dasar Keuangan Pribadi
Literasi keuangan kadang-kadang tidak diajarkan di bangku pendidikan melainkan di kehidupan nyata.
Wajar jika pada akhirnya banyak anak muda yang terjerat pada pinjol, cicilan tanpa jaminan. Hal ini bukan karena mereka tidak pandai dalam mencari uang, tetapi tidak pandai dalam mengelola keuangan pribadi.
Ada banyak nasihat dari para ahli keuangan yang menjadi dasar-dasar dalam pengelolaan keuangan personal.
Bagaimanapun, literasi keuangan bagi para pemula harus terus menerus diinformasikan karena kekuatan finansial akan membantu perkembangan ekonomi negara. Sehingga dampaknya secara nyata akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Berikut beberapa dasar-dasar keuangan pribadi yang perlu diketahui sebagai pedoman untuk membangun keuangan yang sehat.
Jangan Berutang Lebih dari Sepertiga Penghasilan
Jika pendapatan dibagi, seharusnya utang tidak boleh melebihi dari sepertiga penghasilan. Pasalnya setengahnya sudah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok. Sementara sisanya tetap harus dialokasikan untuk kebutuhan lain seperti investasi, asuransi dan dana darurat.
Sehingga sepertiga yang bisa digunakan harus sepenuhnya benar-benar dimanfaatkan untuk memenuhi keinginan pribadi yang mungkin pada masa kecil belum terpenuhi. Jika barangnya terlalu mahal, boleh saja dicicil menggunakan cicilan tanpa jaminan. Asalkan, cicilannya juga tidak melebih dari sepertiga penghasilan bulanan.
Lebih cerdas lagi jika kamu bisa memanfaatkan cicilan 0% dengan tenor 3 bulan dari Kredivo. Cuma bayar biaya adminnya saja 3% dari harga barang.
Jika harga barangnya Rp1 juta, biaya adminnya cuma Rp30 ribu saja. Jadi, sangat terjangkau sekali bukan? Sisanya tinggal dibayarkan pokok utangnya dalam jangka waktu tiga bulan.
Selain itu, ada juga cicilan 6 dan 12 bulan dengan bunga rendah 2.6% saja perbulan. Kredivo memberikan kemudahan soal pendaftaran karena bisa diakses hanya lewat aplikasi resmi Kredivo. Bagi member premium bisa mendapatkan limit hingga Rp50 juta.
Investasikan Dana Sedini Mungkin
Investasi berkaitan dengan waktu dan aset yang dikumpulkan. Alasan kenapa harus berinvestasi sejak muda karena aset akan berkembang seiring dengan usia juga bertambah.
Selain itu, dengan investasi sedini mungkin bisa mendapatkan kesempatan lebih banyak dengan risiko yang lebih minim.
Investasi sejak dini akan memberikan kesadaran betapa pentingnya persiapan finansial di masa tua pada saat sudah kurang produktif lagi. Sehingga dari hasil investasi bisa benar-benar mandiri secara finansial dan tinggal menikmati masa tua.
Beli Barang Jika Sudah Pinjam 3 Kali
Jika kamu sudah berulang kali pinjam barang teman kamu, salah satu aturan yang tidak tertulis adalah kamu wajib membeli barang tersebut karena dengan meminjam lebih dari 3 kali artinya kamu akan mengganggu teman kamu tersebut terutama saat ia memerlukan barang yang kamu pinjam.
Adaptasi dan Berubah Sebelum Tren
Seperti pesan Jak Ma, pahami tren yang ada serta berubah sesuai dengan tren yang akan terjadi. Artinya kamu harus langsung beradaptasi agar bisa menyesuaikan dengan kondisi yang ada.
Jika tren tersebut terjadi, kamu sudah bisa mengantisipasinya karena kamu sudah belajar sebelumnya tentang hal tersebut.
Contoh nyata adalah teknologi. Sebagai seorang digital native pasti tidak akan kesulitan beradaptasi dengan hal-hal yang baru dari teknologi.
Namun, kondisi nyata saat ini banyak pedagang yang kesulitan dengan adanya perkembangan teknologi. Alih-alih beradaptasi, justru malah menyalahkan teknologi yang ada.
Hindari Utang Konsumtif
Langkah yang terakhir dalam literasi keuangan adalah menghindari utang yang bersifat konsumtif semata. Utang yang konsumtif adalah utang yang diperuntukkan hanya untuk memenuhi keinginan atau gengsi.
Misalnya membeli sepatu yang harganya mahal bahkan bisa lebih dari setengah pendapatan. Hal tersebut tentu saja langkah yang tidak bijaksana.
Padahal, jikalau mau masih banyak sepatu yang lebih terjangkau dengan kualitas yang sepadan. Fokuslah pada fungsi bukan pada gengsi sehingga kamu bisa mengurangi utang yang bersifat konsumtif.
Berbeda dengan utang produktif yang justru bisa digunakan untuk mengembangkan usaha, meningkatkan produktivitas sehingga bisa meningkatkan performa yang ujungnya pada promosi, penambahan gaji dan lain sebagainya.